Kamis, 26 Mei 2016

bahasa indonesia


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan .Sudah seharusnya masyarakat memekai bahasa Indonesia  dengan mencermati kaidahnya.Salah satunya adalah melafalkan dan menulis lambang bahasa yang benar .Pada umumnya dalam pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya di kelas rendah siswa belum bisa melafalkan dan menulisakan  lambang bahasa dengan benar ,siswa biasanya  hanya bisa mengucpakannya saja tanpa tau apakah pelafalannya sudah benar atau belum.Kesalahan palafalan kata bisa mengubah suatu makna atau maksud dari kalimat.sebagai seorang pengajar kita di tuntut harus mampu mangajarkan tantang pelafalan dan penulisan lambang bahasa yang benar supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengajar
B.     Rumusan masalah
1)      Apa yang disebut dengan Fenologi Bahasa?
2)      Bagaimana Lambang Tulisan dari Bunyi Bahasa?
3)      Bagaimana Morfologi Bahasa Indionesia?

C.    Tujuan
Tujauan di tulisnya makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang cara melfalakan dan menulis lambang bahasa yang benar ,serta dapat mengajarkan pada peserta didik dengan baik dan benar pula.


BAB  II
PEMBAHASAN
A.    Fonologi Bahasa Indonesia
1.      Fonem
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil mampu menunjukan perbedaan makna.proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan 3 faktor,yaitu alat ucap ,sumber tenaga,dan rongga pengubah getaran.
Didalam ilmu bahasa fonem itu ditulis diantara dua garis miring  I/.,../,misal bunyi / a/, / i/, / u/, /e/, /o/. Fonem merupakan satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukan perbedaan makna. Satu fonem saja diganti atau dihilangkan atau ditambahkan akan mengubah makna kata. Perhatikan contoh ini :
Kasta – kista – kusta. Kata-kata ini hanya di bedakan oleh fonem /a/ ,/i/ , /u/ .
Batak – batuk – batik – batak. Kata kata ini di bedakan oleh fonem  /a/ , /u/ ,/i/ , /o/
2.      Fonem dalam Bahasa Indonesia
Proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan tiga faktor, yaitu alat ucap, sumber tenaga, dan rongga pengubah getaran.
a.       .Alat ucap    
Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi ujaran, yaitu :
1.      Udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara;
2.      Articulator,yaitu alat ucap yang digerakan atau digeser waktu menghasilkan bunyi ujaran,seperti ujung lidah,bibir atas,dan bibir bawah;
3.      Titik artikulasi,yaitu alat ucap yang menjadi tujuan sentuh articulator,seperti gigi,lengkung kiki gigi,langit-langit;
4.      Pita suara;alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis yang bergetar pada waktu dilalui dara yang keluar dari paru-paru.

b.      Vokal dan Konsonan
Bunyi Vokal dihasilkan apabila arus udara tidak mendapat hambatan baik dirongga mulut maupun dirongga hidung.
1.      .Vokal
Vokal adalah bunyi yang dihasilkan karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan.berdasarkan proses menghasikan Vokal diogolongkan atas beberapa tinjauan
a)      posisi bibir;Vokal bulat,seperti/o//,u/,/a/ dan tidak bulat,seperti /i/dan /e/.
b)      Tinggi rendahnya lidah;Vokal dapan /i/dan /e/,Vokal pusat /e/,Vokal belakang /u/,/o/,/a/.
c)      .Maju mundurnya lidah ;Vokal atas /i/,dan /u/,Vokal tengah /e/,dan Vokal bawah /a/.
 Vokal berurutan yang bunyinya tidak dapat dipisahkan ini disebut diftong.Diftong bukan Vokal ranggkap karena bunyi diftong tersebut tidak dapat dipisahkan seperti ini;kala-u,capai-i,kaca-u,surve-i,panta-I,sepo-i,melainkan ka-lau,ca-pai,ka-cau-sur-vei,pan-tai,se-poi.
 Vokal ranggkap,Dua vokal berurutan yang masing-masing Vokal terdapat dalam suku yang berbeda,
Kue     /kue/ku-e
Beo      /beo/be-o
Radio   /radio/ ra-di- o
Daun    /daun/ da- un
2.      Konsonan
konsonan dalam bahasa indonesia dapat di golongkan berdasarkan tiga faktor :
a.       Bergetar tidaknya pita suara: konsonan bersuara dan konsonan tidak bersuar;
b.      Daerah artikulasi : bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, glottal;
c.       Cara artikulasi : hambat, frikatif, nasal, getar atau rateral.

3.      Latihan Pelafalan Vokal
Seperti penjelasan di atas, fungsi fonem adalah untuk membedakan makna. Perbedaan bunyi pada fonem yang membedakan makna ini menegaskan adanya fonem-fonem yang berbeda pula. Permasalahannya adalah dalam bahasa indonesia terdapat dua fonem yang berbeda dengan lambang yang sama, yaitu fonem [e] (tetes) [ә] (engkau).
Perlu diperhatikan bahwa perbedaan latar belakang bahasa lingkungan mempengaruhi cara orang tersebut melafalkan fonem bahasa indonesia.
                        Perhatikan contoh kalimat berikut !
a.       Setelah apel kami makan buah apel [apәl]
b.      Kota serang pernah di serang [sәrang] wabah malaria.



4.      Latihan Pelafalan Konsonan
Pada pembelajaran pelafalan sebagian siswi sukar melafalkan konsonan tertentu,seperti konsonan frikatif /f/,/s/,/sy/,/x/,dan /h/sehingga terdapat kekeliruan pelafalan.
Contoh;
Benar;hafal
Salah;hapal
Benar;positif
Salah;positip
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelafalan adalah kata atau ritme (kerase lembutnya),tempo(panjang pendeknya suara)tinggi rendah nada atau intonasi alunan nada ucapan )perhatikan!
Letak tekanan kata bahasa indonesia jatuh pada suku kata sebelum yang terakhir.contoh
Lebar
Melebar
Melebarkan
Dalam kalimat biasanya hanya kata-kata yang dianggap penting saja yang diberi tekanan.contoh:
Kami akan datang ke rumahnya hari ini,(bukan datang kerumah yang lain)
Dalam pelafalan rangkaian kata dalam kalimat terdapat perhentian atau kesenyapan (jeda)Bbatas kalimat ditandai dengan jeda #pada awal dan akhir kalimat.jeda yang menandakan batas kata,frasa atau klausa ditandai dengan?Contoh:#Tempat rekreasi/ramai dikunjungi masyarakat/apabila masa libur/telah tiba.
B.     Lambang Tulis dari Bunyi Bahasa
1.      Sejarah Aksara
Akasara adalah  tulisan dari lambang ujaran.Tulisan berasal di  gua Altamira,spanyol utara.Hal yang berkembang menjadi tulisan atau piktogram.orang-orang Indian Amerika dan orang Yukagir Siberia menggunakan tulisan piktogram.Tulisan piktogram menggunakan gambar benda yang di maksudkan sebagai lambang benda yang di maksudkan seperti tulisan hieroglif Mesir yang pernah di gunakan pada sekita 4.000 tahun S.M,yang disebut ideogram contohnya adalah aksara paku yang dipergunakan oleh bangsa Simeria pada 400 tahun S.M.
Persia mengambil alih tulisan Simeria (600-400 S.M)untuk menggambarkan suku kata yang di sebut Silabis yang mempengaruhi tulisan bangsa Fenisia di Pantai Timur Laut Tengah(Libanon).sekitar tahun 1.500 S.M. aksara Fenisia menyusun 22 suku kata.Setiap tanda melambangkan satu konsonan dan diikuti satu vokal .pada tahun ke-10 S.M Bangsa Yunani menggunakan tulsan silabis.orang-orang Romawi  mengambil alih sistem alfabetisdan aksara Romawi atau latinini menyebar keseluruh dunia pada awal abad pertama .Bersama dengan penyebaran agama Kristen  pada abad ke- 16 aksara Romawi sampai di Indonesia.
Orang Indonesia telah mengenal aksara Pallawa  yang digunakan India  pada aabad ke-4 S.M . Penggunaannya di Indonesia  bersama dengan penyebarab agama Hindu  dan Budha.Aksara Pallawa di turunkan  dari tulisan Brahmi yang berasaal dari tulisan Semit
Kedatangan Islam di Indonesia membawa aksara di Indonesia tulisan Arab  yang di kenal di Indonesia berbeda sedikit dengan aksara Arab yang di kenal di Arab.Aksara Arab dalam Bahasa melayu di sebut sebagai aksara Jawi.Karya-karya yang bersangkutan dengan agama Islam dalam bahasa jawa yang memergunakan tulisan arab dikenal sebagai aksara Pangon.

2.      Aksara dalam Unsur Bahasa
          Aksara merupakan wujud ujaran atau wicara.Di antara berbagai aksar tidak satupun yang dapat menggambarka unsur-unsur  wicara secara sempurna.satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fenom ,suku kata atau morfem,disebu grafem.sistem aksara berbeda-beda pada setiap bahasa

3.      Pembelajaran Aksara bagi Siswa Sekolah Dasar
Mengenal aksara di kelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai aspek berbicara.Pembelajaran memebaca permulaan biasanya diikutidenagn menulis permulaan .Akasara erat kaitannya dalam aspek membaca dan menulis.Mengenal tulisan memerlukan gerak motorik halus yang terlatih.siswa akan mudah mengenal tulisan apabila pada usia dini anak terlatih menggambar atau mencoret-coret.
4.      Ejaan
Bahasa-bahasa yang memepunyai ejaan agak baru pada umumnya  memiliki ejaan yang lebih teratur.Perkembanga bahasa dapat terjadi pada setiap masa. Oleh karena sifatnya yang sesuai dengan arus kebutuhan komunikasi .seperti yang terjadi dalam perkembangan pertumbuhan bahasa Indonesia
Penyeragaman ejaan latin dalam bahasa melayu (bahasa Indonesia saat itu) baru dilakukan setelah terjadi beberapa kal perubahan. Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan yaitu  ejaan Van Ophuysen .tahun1938 dalam kongres bahasa Indonesia  peratam di Solo diusulkan agar ejaajn indonesia lebih mendunia.
Penyederhanaan  ejaan terjadi pada tahun 1947.ejaan tersebut di namkan ejaajn Soewandi  atau ejaan republik
Kongres bahasa Indonesia di adakan  pada tahun 1954 di Medan.Kongres ini menghasilakn ejaan  Pembaruan pada tahun 1957.
Tahun 1959 berdasarkan kerja sam Indonesia dengan malaysia  menghasilakn konsep ejaan bersama yang di sebut ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).pada tahun 1972 di keluarkanlah sistem ejaan baru yang disebut denag  Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).Sistem EYD  adalah sistem  yang memenuhi prinsip kecermatan,kehematan,keluwesan dan kepraktisan.Sistem ejaan dinilai cermat apabila  aturan yang diterapkan konsisten pelaksanaanya,jadi tidak terjadi kontradiksi.Misal satu huruf melambangkan satu,fonem maka seterusnya berlaku demikian.Maksud kehematan dalam sistemejaan adalah  adalah ejaan tersebut membantu si pemakainay  untuk menghemat tenaga  dan pikiran dalam komunikasi .Prinsip keluwesan diterapkan dalam sistem ejaan  karena bahasa terus mengikuti perkembangan . misalnya  untuk kata-kata dari bahasaa asing  Active menjadi aktif,complex menjadi kompleks ,university menjadi universiatas dan  masih banyak lagi.
Sistem EYD dinilai praktis  karean perubahan pada EYD  tidak mengubah saran  pangetikan atu pencetakan . sebab itulah huruf-huruf ganda  seperti ng,ny,sy dan h  yang melambangkan fonem tunggal yang di pertahan kan.




C.    Morfologi Bahasa Indonesia
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk kata dan proses pembentukanya.
Bentuk kata dalam bahasa indonesia terdiri atas :

1.      Kata Dasar
2.      Kata Berimbuhan
3.      Kata Ulang
4.      Kata Majemuk

1.      Kata Dasar
Kata dasar adalah morfem dasar, dan dibentuk dari empat macam suku kata, yaitu
1.      V
2.      V-K
3.      K-V
4.      K-V-K
Contoh : A- kal = V+K-V-K

2.      Kata Berimbuhan (Afiks)
Morfem Bebas dan Morfem terikat
Morfem bebas adalah  morfem yang mampu berdiri sendiridalam ujaran karena telah memiliki makna tertentu,sedangkan morfem terikat adalah  morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam ujaran karena belum memiliki makna tertentu.morfem bebas dan morfem terikat berfungsi membentuk kata berimbuhan.Morfem terikatdalam bahasa Indonesia antara lain: awalan atau prefiks Contoh : ber-,me-,di-,ke-,ter-,se-..

Fungsi imbuhan untuk membentuk jenis kata baru. Imbuhan terdiri atas :
1.      Awalan (Prefiks) : ber-, me-, ke-, ter-, se-, pe-.
Contoh : Berbuah, Memuncak, Ketujuh, Tertidur, Sehari, Pemalas.
2.      Sisipan (Infiks) : -er-.
Contoh: gerigi
3.      Akhiran (Sufiks) : -i dan –an.
Contoh : Sayangi, Dekati, Bulanan.
4.      Awalan dan Akhiran (konfiks): per-an,pe-an,ke-an.
Contoh :Perdagangan, peternakan,keadilan

3.      Kata Ulang
                         Jenis kata ulang ada empat, yaitu :
a.       Kata ulang murni : Anak-anak, Lari-lari,macam-macam,ibu-ibu.
b.      Kata ulang berubah bunyi : Sayur mayur,gerak-gerik,warna-warni.
c.       Kata ulang sebagian : Tetangga, Leluhur,bebatuan,pepohonan.
d.      Kata ulang berimbuhan : Berjam-jam, Menari-nari,tarik-menarik,batu-batuan.
                        Makna kata ulang
1.      Banyak, Semua, Seluruh
Contoh : Sampah-sampah ditimbun di penampungan sampah.
2.      Macam-Macam
Contoh : Kami menanam buah-buahan.
3.      Agak
Contoh : Bajunya kebiru-biruan.
4.      Tiruan, Menyerupai
Contoh : Ayah membelikan mobil-mobilan.
5.      Berulang kali
Contoh : mereka tertawa-tawa gembira.
6.      Paling
Contoh : Sedekat-dekatnya teman lebih dekat saudara sendiri.
7.      Saling
Contoh : Mereka tuduh-menuduh di persidangan.
8.      Himpunan, kumpulan
Contoh : Bagilah jeruk ini satu-satu.

4.      Kata Majemuk
Kata majemuk memiliki ciri-ciri:
a.       Merupakan gabungan kata
b.      Gabungan kata terdiri atas kata dasar
c.       Gabungan kata itu membentuk sebuah arti
Jadi Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata,tetapi gabungan kata yang membentuk suatu arti baru.Kata majemuk menurut sifat hubungan antar unsur pembentuknya terdiri atas :

1.      Kata Majemuk Endosentris adalah kata yang hubungan antar unsur pembentuknya erat dan mempunyai inti dari gabungan dua kattersebut. contoh: taman bunga,matahari,dimana taman dan mata merupakan unsur intinya
2.       Kata Majemuk Eksosentris adalah kata yang hubungan antar unsur pembentuknya sama atau kedua-duanya merupakan unsur inti.contoh: besar kecil, tua muda, pagi sore.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil mampu menunjukan perbedaan makna.proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan 3 faktor,yaitu alat ucap ,sumber tenaga,dan rongga pengubah getaran. Aksara merupakan wujud ujaran atau wicara.Di antara berbagai aksar tidak satupun yang dapat menggambarka unsur-unsur  wicara secara sempurna.satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fenom ,suku kata atau morfem,disebu grafem.sistem aksara berbeda-beda pada setiap bahasa.Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk kata dan proses pembentukanya.Bentuk kata dalam bahasa indonesia terdiri atas :Kata Dasar,Kata Berimbuhan,Kata Ulang,Kata Majemuk

B.     Saran
Dari kesimpulan di atas dengan membaca makalah ini saya berharap para pembaca bisamengerti serta memahami tentang caraMelafalkan dan Menulis lambang Bahasa yang Benar.Serta bisa dijadikan pembelajaran untuk kedepannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar