BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam ini ada banyak sekali mahluk hidup yang tumbuh
dan berkembang di habitatnya masing – masing. Setiap mahluk hidup mempunyai
sifat dan kebiasaan masing – masing. Salah satu ciri dari mahluk hidup ialah
melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah proses penguraian
makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup. Setiap mahluk hidup pasti
memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.Selain itu makanan juga
menjadi sumber tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk
hidup.Makanan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ pencernaan.Setelah
masuk ke dalam tubuh,makanan tersebut akan mengalami proses perombakan.Zat –
zat yang terkandung dalam makanan diuraikan menjadi sumber energi. Hasil dari penguraian
zat – zat makanan tersebut yang menjadi sumber tenaga untuk melakukan aktivitas
kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat – zat yang ada dalam makanan tidak
diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan dalam tubuh.Maka mahluk hidup
tidak akan mempunyai kemampuan untuk menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai
contoh kita dapat melihat seekor harimau yang memangsa makanannya. Makanan yang
di cerna oleh tubuh harimau diubah/di konversi menjadi energi dan tenaga yang
dapat di gunakan oleh harimau untuk berlari dan mencari mangsa yang lain. Mungkin
akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau tidak mengalami
proses penguraian, pasti harimau tersebut tidak akan mempunyai kemampuan untuk
berlari bahkan mencari mangsanya.Oleh karena itu , harimau memerlukan energi
yang diperoleh dari proses penguraian zat – zat makanan.Proses inilah yang kita
kenal dengan proses Metabolisme
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas mengenai :
1.
Pengertian sel
2.
Menjelaskan fungsi dan struktur organel sel
3.
Membahas mengenai proses metabolisme dan pengertiannya
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
·
Untuk melengkapi tugas mata kuliah biologi yang di
berikan oleh dosen.
·
Sebagai sarana latihan dan melatih keterampilan dalam
membuat makalah atau karya tulis.
Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
·
Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai
metabolisme.
·
Kita dapat mengetahui tentang proses metabolisme dalam
kehidupan kita.
·
Kita dapat menhetahui tentang anabolisme dan katabolisme
serta peranan enzim dalam proses metabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGETIAN SEL
Sel berasal dari kata ‘cella’ yang berarti ruangan berukuran kecil maka
sel merupakan unit (kesatuan, zahrah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel merupakan unit organisasi
terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel
tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,
serta sejumlah fungi dan
protozoa)
atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi
dasar bagi hirarki hidup. Struktur
sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum)
juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Ada empat teori tentang sel, yaitu:
·
unit struktural terkecil makhluk hidup
(Schleiden & T. Schwann)
·
unit fungsional terkecil makhluk hidup
(Max Schultze)
·
unit
pertumbuhan terkecil makhluk hidup (Rudolf Virchow)
·
unit hereditas terkecil makhluk hidup (Penemuan
akhir abad XIX)
2.2 STRUKTUR DAN FUNGSI
ORGANEL SEL PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
No
|
Nama
Organel
sel
|
Struktur
Organel
sel
|
Fungsi
Organel
sel
|
1
|
Ribosom
|
Butiran-butiran nukleoprotein yang
terbesar pada sitoplasma. Dibedakan menjadi ribosom bebas dan ribosom terikat
(RE)
|
Menyintesis protein
- Ribosom
bebas, menyintesis protein sitoplasmik
- Ribosom
terikat, menyintesis protein yang masuk ke dalam RE kemudian diproses menjadi
protein struktural
|
2
|
Retikulum endoplasma (RE)
|
Tabung dua lapis yang saling
berhubungan menutupi sebagian besar sitoplasma; serta berhubungan dengan
membran inti. Dibedakan menjadi RE kasar (ditempeli ribosom) dan RE halus
(tidak ditempeli ribosom)
|
-
RE kasar, menyintesis protein
(bersama ribosom) dan transfortasi protein ke membran sel atau keluar sel
-
RE halus, menyintesis lipid,
metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi (menetralkan racun)
|
3
|
Badan golgi
|
Kantong pipih bertumpuk
|
Memproses protein dan molekul lain
yang akan dibawa ke membran sel atau ke luar sel, sehingga banyak terdapat
sel-sel sekretori (kelenjar)
|
4
|
Lisosom
|
Vesikel (kantong bulat) yang
mengandung enzim hidrolitik. Terbentuk dari penutasan vasikel badan golgi
|
Pencernaan makromolekul secara
intraseluler ynag dapat merusak sel-sel asing. Proses yang dilakukannya:
Autofagi, menghancurkan organel sel
yang sudah tidak berfungsi
Autolisis, menghancurkan sel sendiri
Eksositosis, transfor enzim keluar
|
5
|
Peroksisom
|
Kantung bulat yang mengandung enzim
iksodatif dan katalase
|
Mengubah hidrogen peroksida H2O2 menjadi
H2O dan H2
|
6
|
Mitokondria
|
Bulat panjang (seperti cerutu/kacang)
dan mempunyai membran rangkap. Mempunyai bagian-bagian antara lain, membran
luar dan membran dalam yang berlekuk-lrkuk membentuk kristal dan matriks
|
Berperan sebagai respirasi seluler
untuk menghasilkan energi yang berupa ATP
|
7
|
Sentriom/ sentrosom
|
Berbentuk seperti bintang dan hanya
terdapat pada sel hewan
|
Sebagai kutub dalam pembelahan sel
miosis dan mitosis
|
8
|
Plastida
|
Organel membran rangkap yang
mengandung pigmen. Dibedakan menjadi: kloroplas (mengandung klorofil),
kromoplas (mengandung karoten), dan leukoplas (yang tidak mengandung pigmen).
Pestida hanya terdapat pada tumbuhan
|
Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis
Leukoplas berfungsi sebagai cadangan
makanan
|
9
|
Vakuola
|
Rongga yang dibatasi oleh membran yang
disebut tonoplas yang terdapat hanya pada sel tumbuhan. Pada sel hewan
vakuola tidak nampak jelas misalnya, vakuola kontraktil dan vakuola makanan
|
Mempertahankan tekanan turgor sel
(turgiditas) dan menyimpan cadangan
makanan dari metabolit sekunder
|
10
|
Mikrotubulus
|
Tabung-tabung halus berasal dari
proteion tubulin
|
Membentuk rangka sel yang mempertahankan bentuk sel serta berkaitan
dengan pembentukan sentriol, silia, flagela
|
11
|
Mikrofilamen
|
Seperti mikrotubulin tetapi lebih
halus dan tersusun atas protein aktin dan miosin
|
Berperan sebagai pergerakan sel
|
2.3 METABOLISME SEL
Metablisme berasal darikata metabole
(Yunani) yang berarti berubah, keseluruhan proses kimiawi suatu organisme
disebut metabolisme.
Metabolisme merupakan aktivitas hidup
yang terjadi pada setiap sel hidup. Pada metabolisme sel, bahan dan energi
diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan. Sedangkan pada sel-sel hidup
yang langung berhubungan dengan dunia luar, seperti epitel yang melapisi
saluran pernafasan dan kornea pada mata . terdapat sel-sel kelenjar yang
menjaga agar sel tetap basah.
Cairan yang mengelilingi sel disebut
cairan ekstrasel. Cairan ini terdiri dari:
1.
Gas, terutama O2 dan CO2
2.
Ion anorganik (Na+, Cl-,
K+, Ca2+, HCO3-, PO43+)
3.
Zat organik yaitu makan dan vitamin
4.
Hormon
Mekanisme pertukaran zat dalam sel bisa
dengan cairan ekstrasel berlangsung dengan lima cara, yaitu:
1.
Difusi
2.
Osmosis
3.
Transfor aktif
4.
Endositosis
5.
Eksositosis
Bahkan dalam cairan sel dapat digunakan
sebagai bahan baku gula, asam lemak, gliserol, dan asam amino yang kemudian
disusun menjadi makromolekul sel seperti polisakarida, lipid, protein, dan asam
laktat.
Metabolisme digolongkan menjadi dua,
yakni proses penyusunan yang disebut dengan anabolisme dan proses pembongkaran
yang disebut katabolisme. Kedua macam metabolisme ini bekrja terus menerus dan
satu sama lain saling tergantung secara rumit.
Dengan materi dari lingkungan, terjadi
penyusunan energi dalam makhluk hidup melalui proses anabolisme. Materi
tersebut kemudian dibongkar untuk diubah menjadi energi lain yang diperlukan
untuk menjalani aktivitas hidup melalui proses katabolism. Pada beberapa
proses, katabolisme terjadi sebagai
sumber energi bagi proses anabolisme. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
proses anabolisme dan katabolisme dapat dipercepat dengan suatu zat yang
dinamaan enzim.
Enzim
Enzim adalah biokatalisator, yang
artinya dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan
struktur kimia. Menurut Kuhne, seorang ahli yang sering melalukan penyelidikan
tentang fermentasi pada tahun 1878, enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti sesuatu
didalam ragi.
Berdasarkan penelitian selanjutnya,
diperoleh kesimpulan bahwa enzim suatu protein molekul besar yang bobot
molekulnya ribuan. Contoh, enzim katalase memiliki bobot molekul 248.000
Enzim terdiri atas bagian yang berupa
protein dan yang lain merupakan bukan protein. Bagian yang merupakan protein
biasanya bersifat termolabil atau tidak tanah panas, yang disebut dengan
apoenzim. Bagian yang bukan protein addalah bagian yang aktif dan diberi gugus protetik, biasanya berupa logam
berupa besi, tembaga seng atau suatu bahan senyawa organik yang mengandung
logam. Apoenzim dan gugus protetik merupakan satu kesatuan yang disebut
holoenzim.
Ada pula enzim yang bagian apoenzim dan
gugus protetiknya tidak bersatu. Bagian gugus protetik yang lepas disebut
koenzim, yang bersifat aktif seperti halnya gugus protetik. Contoh koenzim
adalah vitamin atau bagian vitamin (B1,
B2, B6, niasin dan biotin).
1.
Cara kerja enzim
Enim bekerja spesifik, artinya
enzim memiliki fungsi khusus. Cara kerja enzim ada dua macam, yaitu:
a.
Kunci gembok (key and lock)
Bagian kecil (substrat)
yang dapat berikatan dengan sisi aktif. Substrat dimisalkan dengan kunci,
karena dapat berikatan dengnan sisi aktif.
b. Induksi
pas (induced fit)
Enzim dapat berubah
betuk sesuai dengan bentuk substrat.
2.
Faktor yang mempengaruhi kerja enzim
a.
Temperatur
Temperatur yang
terlallu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperatur yang sangat
rendah bisa memperlambat reaksi. Temperatur enzim adalah 30-40 Co .
b.
Perubahan pH
Perubahan pH dapat
mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga
menghalangi sisi aktif untuk bergabung dengan substratnya.
c.
Konsentrasi enzim dan substrat
Agar reaksi enzim
berjalan optimum, maka perbandingan jumla antara enzim dengagn substrat harus
sesuai. Semakin banyak enzim maka reaksi semakin cepat.
d.
Inhibitor enzim
Jika inhibitor
ditambahkan kedalam campuran enzim dan substrat, kecepatan raksi akan turun.
Cara kerja inhibitor adalah berikatan
dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibotor yang masih mampu atau yang
sudah tidak mampu berikatan dengan substrat.
Dua jenis inhibitor:
1)
Inhibitor kompetitif
Zat-zat penghambat
memiliki struktur yang sama dengan struktur substrat. Substrat maupun zat
penghambat bersaing untuk bergabung dengan sisi aktif enzim.
2)
Inhibitor nonkompetitif
Substrat sudah tidak
lagi dapat untuk bergabung dengan sisi aktif enzim, karena enzim sudah
berikatan dengan zat penghambat.
3.
Nomenklatur dan klasifikasi enzim.
Enzim
diberi nama tamabahan –ase pada nama substrat yang diubah oleh enzim tersebut.
Contoh: enzim yang mengubah lemak (lipid) menjadi lipase
Ada
pula nama enzim yang tidak diberri tambahan –ase. Contoh: pepsin, tripsin.
Berdasarkan
peristiwa yang terjadi didalam suatu reaksi, maka enzim digolongkan menjadi
dua, yaitu:
a.
Golongan hidrolase
Enzim dengan tambahan
air atau adanya air yang merubah suatu substrat menjadi hasil akhir. Contoh
karboksilase.
b.
Golongan desmolase
Yaitu enzim yang dapat
memecahakan ikatan C – C atau C – N.
Contoh: katalase.
Katabolisme
karbohindrat
Katabolisme
disebut juga, karena dalam proses ini energi yang tersimpan ditimbulkan kembali
atau dibongkar untuk menyelenggarakan proses-prose kehidupan. Proses
katabolisme yang akan dibahas adalah proses katabolisme karbohidrat didalam sel
hidup yaitu, respirasi sel (pembakaran
glukosa oleh sel).
Di
dalam proses respirasi sel, yang menjadi bahan bakar adalah gula heksosa.
Pembakaran tersebut memerlukan oksigen bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat
ditulis sebagai berikut:
1.
Tahapan respirasi sel
Pengubahan
glukosa menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi empat
tahap, yaitu glikolisis, reaksi antara dekarboksilasi oksidatif / oksidasi
piruvat, siklus krebs, dan transpor elektron.
a.
Glikolisis
Glikolisis adalah
rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan
menghasilkan NADH dan ATP. Sifat-sifat glikolisis:
1)
Dapat berlangsung secara aerob maupun
anaerob,
2)
Dalam glikolisis terdapat kegiatan
enzimatis, ATP (adenosin trifosfat), dan ADP (adenosin difosfat),
3)
ADP dan ATP berperan dalam pemindahan
fosfat dari molekul satu ke molekul lain.
Glikolisis
berlangsung didalam protoplasma, berikut prosesnya:
1)
Fosforilasi
glukosa oleh ATP
Penambahan satu fosfat
oleh ATP terhadap glukosa meghasilkan glukosa 6-fosfat, dan ATP berubah menjadi
ADP, berlangsung dengan bantuan enzim heksokinase dan ion Mg++.
2-3)
Penyusunan kembali, diikuti dengan fosforilasi kedua. Hasil dari fosforilasi
berupa fruktosa 1,6-bifosfat.
4-5)
Glikolisis bermula dari perubahan fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki enam buah
atom C menjadi gliseraldehida 3-fosfat (memiliki tiga buah atom C) dan
dihidroksiaseton fosfat. Pembongkaran ini dibantu oleh enzim aldolase.
6) Oksidasi yang diikuti dengna forfosilasi,
menghasilkan dua molekul NADH dan dua molekul BPG, yang masing-masing memiliki
satu ikatan fosfat berenergi tinggi. 1,3-bifosfogliseraldehida diubah menjadi
asam 1,3-biofosfogliserat dengan bantuan enzim dehidrogenase dan perubahan H2.
7)
Pelepasan fosfat berenergi tinggi oleh molekul ADP menghasilkan dua molekul ATP
dan dua molekul 3-fosfogliserat. Dengan bantuan enzim fosfogliserokinase dan
ion Mg++, asam 1,3- biofosfogliserat (BPG) berubah menjadi
3-fosfoenolgliserat (3PG) karena kehilangan satu fosfat.
8-9)
Pelepasan air menghasilkan dua molekul fosfoenol piruvat yang memiliki ikatan
fosfat berenergi tinggi. Asam fosfoenolgliserat (3PG) diubah menjadi asam
2-fosfoenolgliserat (2PG) oleh enzim fosfogliseromutase. Kemudian, enzim
enolase dan ion Mg++ mengubah
asam 2-fosfoenolgliserat (2PG) menjadi fosfoenolgliserat (PEP).
10) Pelepasan fosfat berenergi tinggi oleh dua
molekul ADP menghasilkan dua molekul ATP dan duan molekul piruvat. Proses ini
dibantu oleh enzim piruvatinase, ion Mg++, dan K+.
Skema
proses glikolisis:
b.
Reaksi antara oksidasi piruvat
Glikolisis
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat akan dioksidasi dan menghilangkan satu
dari tiga karbon dari asam piruvat (karbon hilang dalam bentuk CO2).
Reaksi ini menghasilkan fragmen berkarbon dua yang disebut krlopok asetil dan
mengubah NAD+ menjadi NADH. Reaksinya kompleks, melibatkan tiga
tahap reaksi antara. Di akhir reaksi, kelomok asetil (fragmen berkarbon dua)
bergabung dengan kofaktor koenzim A (Ko A) sehingga membentuk senyawa asetil-Ko
A. Reaksinya sebagai berikut:
|
2NAD+
2 NADH + 2H+
|
2C3 H4 O3
+ 2KoA
2 piruvat + 2 KoA
|
2C3 H3 O – KoA + 2 CO2
2 asetil – KoA + CO2
|
Reaksi
ini menghasilkan molekul NADH yang akan digunakan untuk menghasilkan ATP. Hal
yang lebih penting dalam pengurangan NAD+ menjadi NADH adalah
menghasilkan asetil-KoA.
Mengubahan
asam piruvat menjadi asetil-KoA merupakan persimpangan jalan untuk menuju
berbagai biosintesis yang lain. Asetil-KoA yang terbentuk kemudian memasuki
siklus krebs.
c.
Siklus krebs
Siklus
krebs berlangsung di matriks mitokandria. Fragmen berkarbon dua
asetil-KoAmemasuki siklus, dan dua molekul CO2 serta delapan elektron dilepaskan kedalam siklus tersebut.
Reaksi
1
: kondensasi
Gugus berkarbon dua,
asetil-KoA, bergabung dengan molekul berkarbon empat, oksaloasetat, membentuk
molekul berkarbon enam, yaitu sitrat. Reaksi ini tidak dapat balik (irreversible).
Reaksi
2 dan 3 : isomerasi
Supaya reaksi oksidasi
dapat berlangsung, gugus hidroksil (-OH) pada sitrat harus diatur embali. Ini
terjadi pada dua tahap. Tahap pertama, molekul air dibuang dari satu karbon.
Kemudian, air ditambahkan ke karbon yang berbeda . hasilnya gugus –H dan –OH
bertukar posisi. Produknya adalah isomer sitrat yang disebut isositrat.
Reaksi
4
: oksidasi pertama
Isositrat mengalami
reaksi dekarboksilasi oksidatif. Mula-mula, isositrat dioksidasi, menghasilkan
sepasang elektron, dan mengubah NAD+ menjadi NADH. Kemudian terjadi
dekarboksilasi. Atom karbon membelah membentk CO2, menghasilkan
molekul berkarbon lima, yaitu α-ketoglukarat.
Reaksi
5:
oksidasi kedua
α-ketoglutarat
dikarboksilasi oleh kompleks mutienzim yang mirip dengan piruvat dehidrogenase.
Setelah CO2 terbuang, yang tersisa adalah gugus suksinil yang
bergabung dengan koenzim A membentuk sukinil-KoA. Dalam proses tersebut,
terjadi reduksi NAD+ menjadi
NADH dan dihasilkan dua elektron.
Reaksi
6
: fosforilasi
Ikatan antara gugus
berkarbon empat suksinil dan KoA adalah ikatan berenergi tinggi. Memlalui
reaksi yang mirip dengan yang terjadi pada glikolisis, ikatan ini memisah.
Energi yang dilepaskan memicu fosforilasi guanosin difosfat (GDP) menjadi
guanosin trifosfat (GTP). GTP siap diubah menjadi ATP. Fragmen berkarbon empat
yang terbentuk disebut suksinat.
Reaksi
7
: oksidasi ketiga
Suksinat dioksidasi
menjasu fumarat. Yag berperan sebagai penerima elektron adalah flamin adenin
dinukleotida (FAD). FAD merupakan bagian dari membran dalam mitokondria. FAD
melepaskan elektron dan menjadi FADH2.
Reaksi
8 dan 9 : pembentukan kembali oksaloasetat
Pada dua raksi
terakhir, molekul air ditambah pada fumarat untuk membentuk malat. Malat
kemudian teroksidasi menghasilkan oksaloasetat berkarbon empat dan dua elektron
sehingga NAD+ berubah menjadi NADH. Oksaleasetat dapat bergabung
dengan gugus berkarbon dua, asetil-KoA, dan siklus kembali berulang (raven et al. 2005)
Hasil siklus krebs
Siklus krebs
menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa, sama dengan yang dihasilkan
oleh glikolisis. Siklus krebs juga banyak menghasilkan elektron yang dapat
diberikan ke rantai transfor elektron
untuk menyintesis banyak ATP.
d. Transfor
elektron
Transfor
elektron terjadi didaam membran dalam mitokondria. Hidrogen dalam siklus krebs
yang tergabung dalam FADH2 dan NADH, diubah menjadi elektron dan
proton. Sebagai pembawa elektron adalah sejenis protein dan gugus yang dapat
berikatan dengan protein. Golongan ini mencakup NAD, FAD (yang terikat dengan
NADH dehidrogenase), ubikuinon, dan protein sitokrom.
Pada
sistem ini oksigen adalah akseptor elektron yang terakhir. Seteah menerima
elektron, O2 akan berreaksi dengan H+ membentuk H2O.
ATP
yang dihasilkan dari respirasi seluler adalah sebanyak 38 ATP.
Glikolisis oksidasi : 2
NADH = 6 ATP 2 ATP
Asam piruvat : 2 NADH = 6 ATP -
Siklus krebs : 6 NADH = 18 ATP 2 ATP
Jumlah = 34 ATP 4 ATP
Hasil
akhir respirasi seluler yang mengoksidasi 1 mol glukosa adalah 36 ATP. 1 mol
glukosa melepaskan energi sebesar 686 Kkal. Setiap mol ATP membebaskan 7,3
kkal, efesien respirasi adalah
x
100 % = 40,43 %. Sisa energi hilang sebagai panas. Sebagian panas ini digunakan
untuk mempertahankan suhu tubuh kita hingga relatif tetap, yaitu 37oC,
sedangkan sisa panas lainnya dibuang melalui keringat dan mekanisme pendinginan
lainnya.
2.
Respirasi aerob dan respirasi anaerob
Respirasi
aerob adalah suatu proses pernapasan yang membutuhkan oksigen dari udara.
Respirasi anaerob disebut juga proses fermentasi atau respirasi intramolekul.
a.
Asam piruvat dalam respirasi aerob
Pembongkaran
secara sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvat dalam respirasi aerob. Dari
proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta 38 ATP. Seorang ahli biokimia inggris telah
melakukan penyelidikan proses ini dan menunjukkannya dalam satu ikhtisar yang
dikenal dengan siklus krebs.
b.
Asam piruvat dalam respirasi anaerob
Asam piruvat daam
respirasi anaerob (intramolekul) dapat mengalami perubahan menjadi etanol
ataupun asam laktat.
c.
Fermentasi alkohol dan fermentasi cuka
Faktor
pembeda
|
Fermentasi
|
|
alkohol
|
cuka
|
|
Keperluan
O2
|
Tanpa
O2 bebas
|
Memerlukan
O2 bebas
|
Mikroorganisme
|
Saccharomyces
|
Bakteri
asam cuka
|
Bahan
dasar
|
C6H12O6
(gula)
|
C2H5OH
(alkohol)
|
Hasil
|
Alkohol
dan CO2
|
Asam
cuka dan H2O
|
Reaksi
kimia
|
Fermentasi
alkohol:
|
Fermentasi
cuka:
Tepatnya:
|
Anabolisme karbohidrat
1.
Tahap-tahap fotosintesis
Fotosintesis
adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbon
dioksida) dengan pertolongan energi cahaya. Fotosintesis dilakukan oleh
tumbuhan dan makhluk hidup yang mempunyai klorofil yang dibantu oleh cahaya
matahari. Komponen-komponen yang diperlukan dalam fotosintesis adalah: CO2,
H2O, cahaya dan klorofil. Karbon dioksida diambil dari udara, H2O
diambil dari tanah. Adapun persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam
dituliskan sebagai berikut:
a.
Reaksi terang (tergantung pada cahaya)
Reaksi terang terjadi
pada tilakoid dan merupakan langkah-langkah fotosintesis yang mengubah energi
matahari menjadi energi kimiawi. Reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan
memberi tenaga bagi penambahan gugus fosfat pada ADP, suatu proses yang disebut
fotofosforilasi. Dengan demikian, energi cahaya mula-mula diubah menjadi energi
kimiawi dalam bentuk dua senyawa yaitu NADPH, sumber dari elektron berenergi
(“tenaga pereduksi”), dan ATP, energi peredaran sel yang berguna.
Reaksi terang tidak
menghasilkan gula.
b.
Reaksi gelap (tidak bergantung pada
cahaya)
reaksi gelap terjadi
pada kloroplas. Reaksi gelap merupakan penyusunan CO2 oleh H2
yang dibawa oleh NADP tersebut. Dalam peristiwa ini, penyusutan CO2
tidak membutuhkan cahaya.
2.
Kemosintesis
Kemosintesis
adalah proses organisme tertentu digunakan untuk menghasilkan energi, mirip
dengan fotosintesis, tetapi tanpa pemanfaatan sinar matahari. Energinya berasal
dari oksidasi (pembakaran) dari bahan kimia yang merembes naik dari kerak bumi.
Organisme yang menggunakan kemosintesis terdapat pada semua bakteri yang
memproduksi karbohidrat dan molekul organik lainnya dari oksidasi sulfat atau
amonia. Hidrogen yang mereka gunakan berasal dari hidrogen sulfit, sedangkan
nitrogen berasal dari amonia atau nitrat.
3.
Jalur C3, C4 dan
jalu CAM
a.
Jalur C3 (jalur daun
Calvin-Benson)
Pada tumbuhan C3,
hasil reaksi pengikatan CO2 atau fotosintesisnya berupa senyawa
organik dengan tiga atom C atau C3
b.
Jalur CAM (Crassulacean Acid Metabolism)
Tumbuhan tipe ini hdup
didaerah kering atau epitif, daunnya berdaging atau sukulen. Hasil awal dari
fotosintesisnya senyawa CO2
sama seperti dengan tumbuhan C4.
c.
Jalur C4 (jalur Hatch-Slack)
Pada tumbuhan C4
misalnya, jagung. Hasil fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom C.
4. Jalur
C2 (jalur glikolat)
Jalur C2 adalah
peristiwa pembebasan CO2 pada tumbuhan hijau, yang terjadi di saat
intensitas cahaya matahari relatif tinggi.
Keterkaitan proses katabolisme
dan anabolisme
1.
Faktor yang berpengaruh pada katabolisme
dan anabolisme
faktor
|
Pengaruh
pada laju
|
|
katabolisme
|
anabolisme
|
|
a.
Luar
Cahaya
|
Mempercepat
(pada batas optimal)
|
Mempercepat
(pada batas optimal)
|
Suhu
|
Mempercepat
(pada rentang 0oC – 45oC)
|
Diatas
batas optimum menurunkan, karena merusak enzim. Rentang suhu optimum 0 – 45oC,
menurun ± 35oC
|
CO2
|
Menurunkan
laju respirasi
|
Meningkatkan
pada kadar optimal
|
O2
|
Mempercepat
|
Menghambat
|
H2O
|
Menurunkan
|
Berpengaruh
tidak langsung
|
Unsur/senyawa
kimia
|
Dalam
jumlah sedikit meningkatkan dan dalam jumlah yang banyak menurunkan, karena
menhambat reaksi enzim
|
Kekurangan
unsur N menghambat sintesis klorofil, sehingga menurunkan laju anabolisme
|
Luka
|
Meningkatkan,
hingga terjadinya kalus dibagian luka
|
|
Mekanis
|
Perangsangan
mekanis meningkatkan laju katabolisme, asal tidak berulang-ulang
|
|
b.
dalam
|
a. substrat
respirasi mempercepat laju katabolisme
b.laju
katabolisme dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas protoplasma
|
Laju
anabolisme dipengaruhi oleh:
a. klorofil
b. membuka
tutup stomata
c. anatomi
daun
d. morfologi
daun (kasar halusnya, tebal tipisnya)
e. hambatan
pada transportasi hasil fotosintesis, menghambat laju anabolisme
|
2.
Energi dalam proses katabolisme dan
anabolisme
Menurut hukum I
termodinamika, jumklah energi yang dibutuhkan untuk membentuk 1 grol gula sama
dengan energi yang dihasilkan dari
proses pembakaran 1 grol gula pula, yaitu ± 675 kalori.
Dalam katabolisme gula
dihasilkan 38 ATP (380 kalori). Jadi, sebanyak ± 55% energi dimanfaatkan untuk
proses metabolisme, sedangkan sisanya berubah menjadi energi panas.
Dalam proses anabolisme
(fotosintesis), energi yang jatuh pada daun kira-kira hanya 2% saja yang
dimanfaatkan. Meskipun hasil dari percobaan setiap 1 m2luas daun
dapat menyerap ± 200 kalori perjam, namun sebagian dari energi yang diterima
tumbuhan digunakan untuk penguapan, atau dipancarkan kembali, atau
keperluan-keperluan yang lainnya
Keterkaitan
metabolisme, karbohidrat, lemak dan protein
1.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan
bahan makanan bagi kita, ada pula karbohidrat yang dapat kita makan atau tidak
berfungsi sebagai makanan. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa
yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang
disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai
sumber energi.
Golongan karbohidrat:
a.
Monosakarida
b.
Glukosa
c.
Fruktosa
d.
Galaktosa
e.
Pentosa
f.
Oligosakarida
g.
Sukrosa
h.
Laktosa
i.
Maltosa
j.
Rafinosa
k.
Stakiosa
l.
Polisakarida
m. Amilum
n.
Dekstrin
o.
Selulosa
p.
mukopolisakarida
2.
Lemak
a.
Asam lemak
Asam lemak dibangun
dari penambahan berulang dari senyawa karbon dua atau C2 yaitu
malonil-KoAyang berasal dari asetil-KoA. Sintesis asam lemak bukan berarti
kebalikan dari jalur pengraian asam lemak, artinya pembentukan asam lemak
sebagian besar berlangsung melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian
asam lemak yang dihasilkanmelalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak
dalam mitokondria.
b.
Gliserol
Gliserol dibentuk dari
senyawa antara proses glikolisis, yaitu dehidroksida aseton fosfat yang diubah
menjadi senyawa gliserol fosfat
c.
Pembentukan lemak
Pembentukan lemak
terjadi ketika sintesis lemak, yaitu pembentukan gliserol, sintesis asam lemak
3.
Protein
a.
Asam amino
Asam amino sensial,
yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino yang termasuk
golongan adalah arginin, hisditin, isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenilalin, treonin, triptopan, dan valin.
Asam amino nonesensial,
yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh melalui senyawa antara proses
respirasi. Asam amino yang termasuk ke dalam golongan ini adalah alanin,
asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glisin, prolin, serin dan
tirosin
b.
Peranan protein
Protein merupakan
polimer dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida (ikatan yang
menghubungkan antara gugus amino dari satu asam amino dengan gugus karboksil
dari asam amino).
4.
Keterkaitan metabolisme karbohidrat
dengan metabolisme lemak
Secara
garis besar, metabolisme karobohidrat adalam seperti berikut ini:
a.
Glukosa piruvat asetil-KoA siklus krebs energi + CO2 + H2O
b.
Gliserol memasuki jalur metabolisme dan
piruvat (gliserol piruvat memasuki jalur metabolisme karbohidrat).
c.
Asam lemak mengalami beta oksdasimenjadi
unit-unit yang terdiri atas dua karbon. Tiap unit dua karbon mengikat satu
molekul KoA menjadi molekul asetil-KoA yang dapat masuk ke jalur metabolisme
karbohidrat.
Gliserol
dapat berubah menjadi glukosa atau piruvat, tergantung kebutuhan sel akan
energi. Demikian pula asetil-KoA yng berasal dari beta oksidasi akan dirakit
kembali menjadi komponen lemak. Karbohidrat pun jika berlebih akan diubah
menjadi lemak yang disimpan dijaringan lemak tubuh dibawah kulit.
5.
Keterkaitan metabolisme karbohidrat
dengan metabolisme protein
Protein
tubuh berada dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian dirombak dan dirakit
kembali. Suatu molekul asam amino terdiri dari gugus karboksil (-COOH) dan
gugus amino (-NH2). Asam amino paling sederhana adalah glisin (CH2
(NH2) COOH). Jika kita memperhatikan contoh ini, maka jumlah
atom-atom C dan H lebih banyak dibandingkan dengan degan atom O dan N. Atoh C,
H, O merupakan penyusun 85% dari bobot suatu asam amino. Ini berarti dalam
sintesis asam amino harus ada karbohidrat.
Protein
merupakan sumber energi sesudah karbohidrat dan lemak. Artinya, tubuh akna
membongkar protein apabila didalam tubuh
sudah tidak ada lagi karbohidrat dan lemak. Misalnya waktu bekerja berat
atu waktu kelaparan yang sangat.
Tubuh
makhluk hidup menjalankan semua proses secara efisien sehingga senyawa antara
yang tidak berlanjut ke tahapan berikutnya akan disintesis menjadi senyawa
lain. Asam amino mengalami katabolisme melalui tiga cara, yaitu:
a.
Asam amino glukogenik diubah menjadi
piruvat. Asam piruvat kemudian akan memasuki jalur karbohidrat.
b.
Asam amino ketogenik diubah menjadi asetil-KoA
yang dapat memasuki jalur metabolisme karbohidrat.
c.
Asam amino ang bukan glikogenik dan
bukan ketogenik, misalnya asam glutamat, dideaminasi dan langsung memasuki
siklus krebs.
Melalui
ketiga cara tersebut, akhirnya asam amino (protein) juga dapat menghasilkan
energi dalam bentuk ATP, karbondioksida, dan air, seperti halnya karbohidrat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Makalah
ini dapat disimpulkan bahwa di dalam tubuh makhluk hidup terdapat banyak sel
dan sel tersebut bekerja untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Sel selalu
melakukan metabolisme dalam tubuh makhluk hidup dengan dua cara yaitu cara
katabolisme dan anabolisme. Sel juga memiliki fungsi dan struktur tersendiri.
3.2
Saran
Sekian penulisan
tentang makalah fungsi dan struktur organel sel tumbuhan dan hewan serta
metabolisme sel. Diharapkan makalah kelompok
selanjutnya lebih baik dari ini dan lebih terperinci lagi.
DAFAR
PUSTAKA
Campbell, Reece, Mitchell. 2000 biology. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi, Anna. 2009 dasar-dasar biokimia. Jakarta: UI-Press
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam ini ada banyak sekali mahluk hidup yang tumbuh
dan berkembang di habitatnya masing – masing. Setiap mahluk hidup mempunyai
sifat dan kebiasaan masing – masing. Salah satu ciri dari mahluk hidup ialah
melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah proses penguraian
makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup. Setiap mahluk hidup pasti
memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.Selain itu makanan juga
menjadi sumber tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk
hidup.Makanan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ pencernaan.Setelah
masuk ke dalam tubuh,makanan tersebut akan mengalami proses perombakan.Zat –
zat yang terkandung dalam makanan diuraikan menjadi sumber energi. Hasil dari penguraian
zat – zat makanan tersebut yang menjadi sumber tenaga untuk melakukan aktivitas
kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat – zat yang ada dalam makanan tidak
diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan dalam tubuh.Maka mahluk hidup
tidak akan mempunyai kemampuan untuk menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai
contoh kita dapat melihat seekor harimau yang memangsa makanannya. Makanan yang
di cerna oleh tubuh harimau diubah/di konversi menjadi energi dan tenaga yang
dapat di gunakan oleh harimau untuk berlari dan mencari mangsa yang lain. Mungkin
akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau tidak mengalami
proses penguraian, pasti harimau tersebut tidak akan mempunyai kemampuan untuk
berlari bahkan mencari mangsanya.Oleh karena itu , harimau memerlukan energi
yang diperoleh dari proses penguraian zat – zat makanan.Proses inilah yang kita
kenal dengan proses Metabolisme
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas mengenai :
1.
Pengertian sel
2.
Menjelaskan fungsi dan struktur organel sel
3.
Membahas mengenai proses metabolisme dan pengertiannya
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
·
Untuk melengkapi tugas mata kuliah biologi yang di
berikan oleh dosen.
·
Sebagai sarana latihan dan melatih keterampilan dalam
membuat makalah atau karya tulis.
Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
·
Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai
metabolisme.
·
Kita dapat mengetahui tentang proses metabolisme dalam
kehidupan kita.
·
Kita dapat menhetahui tentang anabolisme dan katabolisme
serta peranan enzim dalam proses metabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGETIAN SEL
Sel berasal dari kata ‘cella’ yang berarti ruangan berukuran kecil maka
sel merupakan unit (kesatuan, zahrah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel merupakan unit organisasi
terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel
tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,
serta sejumlah fungi dan
protozoa)
atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi
dasar bagi hirarki hidup. Struktur
sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum)
juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Ada empat teori tentang sel, yaitu:
·
unit struktural terkecil makhluk hidup
(Schleiden & T. Schwann)
·
unit fungsional terkecil makhluk hidup
(Max Schultze)
·
unit
pertumbuhan terkecil makhluk hidup (Rudolf Virchow)
·
unit hereditas terkecil makhluk hidup (Penemuan
akhir abad XIX)
2.2 STRUKTUR DAN FUNGSI
ORGANEL SEL PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
No
|
Nama
Organel
sel
|
Struktur
Organel
sel
|
Fungsi
Organel
sel
|
1
|
Ribosom
|
Butiran-butiran nukleoprotein yang
terbesar pada sitoplasma. Dibedakan menjadi ribosom bebas dan ribosom terikat
(RE)
|
Menyintesis protein
- Ribosom
bebas, menyintesis protein sitoplasmik
- Ribosom
terikat, menyintesis protein yang masuk ke dalam RE kemudian diproses menjadi
protein struktural
|
2
|
Retikulum endoplasma (RE)
|
Tabung dua lapis yang saling
berhubungan menutupi sebagian besar sitoplasma; serta berhubungan dengan
membran inti. Dibedakan menjadi RE kasar (ditempeli ribosom) dan RE halus
(tidak ditempeli ribosom)
|
-
RE kasar, menyintesis protein
(bersama ribosom) dan transfortasi protein ke membran sel atau keluar sel
-
RE halus, menyintesis lipid,
metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi (menetralkan racun)
|
3
|
Badan golgi
|
Kantong pipih bertumpuk
|
Memproses protein dan molekul lain
yang akan dibawa ke membran sel atau ke luar sel, sehingga banyak terdapat
sel-sel sekretori (kelenjar)
|
4
|
Lisosom
|
Vesikel (kantong bulat) yang
mengandung enzim hidrolitik. Terbentuk dari penutasan vasikel badan golgi
|
Pencernaan makromolekul secara
intraseluler ynag dapat merusak sel-sel asing. Proses yang dilakukannya:
Autofagi, menghancurkan organel sel
yang sudah tidak berfungsi
Autolisis, menghancurkan sel sendiri
Eksositosis, transfor enzim keluar
|
5
|
Peroksisom
|
Kantung bulat yang mengandung enzim
iksodatif dan katalase
|
Mengubah hidrogen peroksida H2O2 menjadi
H2O dan H2
|
6
|
Mitokondria
|
Bulat panjang (seperti cerutu/kacang)
dan mempunyai membran rangkap. Mempunyai bagian-bagian antara lain, membran
luar dan membran dalam yang berlekuk-lrkuk membentuk kristal dan matriks
|
Berperan sebagai respirasi seluler
untuk menghasilkan energi yang berupa ATP
|
7
|
Sentriom/ sentrosom
|
Berbentuk seperti bintang dan hanya
terdapat pada sel hewan
|
Sebagai kutub dalam pembelahan sel
miosis dan mitosis
|
8
|
Plastida
|
Organel membran rangkap yang
mengandung pigmen. Dibedakan menjadi: kloroplas (mengandung klorofil),
kromoplas (mengandung karoten), dan leukoplas (yang tidak mengandung pigmen).
Pestida hanya terdapat pada tumbuhan
|
Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis
Leukoplas berfungsi sebagai cadangan
makanan
|
9
|
Vakuola
|
Rongga yang dibatasi oleh membran yang
disebut tonoplas yang terdapat hanya pada sel tumbuhan. Pada sel hewan
vakuola tidak nampak jelas misalnya, vakuola kontraktil dan vakuola makanan
|
Mempertahankan tekanan turgor sel
(turgiditas) dan menyimpan cadangan
makanan dari metabolit sekunder
|
10
|
Mikrotubulus
|
Tabung-tabung halus berasal dari
proteion tubulin
|
Membentuk rangka sel yang mempertahankan bentuk sel serta berkaitan
dengan pembentukan sentriol, silia, flagela
|
11
|
Mikrofilamen
|
Seperti mikrotubulin tetapi lebih
halus dan tersusun atas protein aktin dan miosin
|
Berperan sebagai pergerakan sel
|
2.3 METABOLISME SEL
Metablisme berasal darikata metabole
(Yunani) yang berarti berubah, keseluruhan proses kimiawi suatu organisme
disebut metabolisme.
Metabolisme merupakan aktivitas hidup
yang terjadi pada setiap sel hidup. Pada metabolisme sel, bahan dan energi
diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan. Sedangkan pada sel-sel hidup
yang langung berhubungan dengan dunia luar, seperti epitel yang melapisi
saluran pernafasan dan kornea pada mata . terdapat sel-sel kelenjar yang
menjaga agar sel tetap basah.
Cairan yang mengelilingi sel disebut
cairan ekstrasel. Cairan ini terdiri dari:
1.
Gas, terutama O2 dan CO2
2.
Ion anorganik (Na+, Cl-,
K+, Ca2+, HCO3-, PO43+)
3.
Zat organik yaitu makan dan vitamin
4.
Hormon
Mekanisme pertukaran zat dalam sel bisa
dengan cairan ekstrasel berlangsung dengan lima cara, yaitu:
1.
Difusi
2.
Osmosis
3.
Transfor aktif
4.
Endositosis
5.
Eksositosis
Bahkan dalam cairan sel dapat digunakan
sebagai bahan baku gula, asam lemak, gliserol, dan asam amino yang kemudian
disusun menjadi makromolekul sel seperti polisakarida, lipid, protein, dan asam
laktat.
Metabolisme digolongkan menjadi dua,
yakni proses penyusunan yang disebut dengan anabolisme dan proses pembongkaran
yang disebut katabolisme. Kedua macam metabolisme ini bekrja terus menerus dan
satu sama lain saling tergantung secara rumit.
Dengan materi dari lingkungan, terjadi
penyusunan energi dalam makhluk hidup melalui proses anabolisme. Materi
tersebut kemudian dibongkar untuk diubah menjadi energi lain yang diperlukan
untuk menjalani aktivitas hidup melalui proses katabolism. Pada beberapa
proses, katabolisme terjadi sebagai
sumber energi bagi proses anabolisme. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
proses anabolisme dan katabolisme dapat dipercepat dengan suatu zat yang
dinamaan enzim.
Enzim
Enzim adalah biokatalisator, yang
artinya dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan
struktur kimia. Menurut Kuhne, seorang ahli yang sering melalukan penyelidikan
tentang fermentasi pada tahun 1878, enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti sesuatu
didalam ragi.
Berdasarkan penelitian selanjutnya,
diperoleh kesimpulan bahwa enzim suatu protein molekul besar yang bobot
molekulnya ribuan. Contoh, enzim katalase memiliki bobot molekul 248.000
Enzim terdiri atas bagian yang berupa
protein dan yang lain merupakan bukan protein. Bagian yang merupakan protein
biasanya bersifat termolabil atau tidak tanah panas, yang disebut dengan
apoenzim. Bagian yang bukan protein addalah bagian yang aktif dan diberi gugus protetik, biasanya berupa logam
berupa besi, tembaga seng atau suatu bahan senyawa organik yang mengandung
logam. Apoenzim dan gugus protetik merupakan satu kesatuan yang disebut
holoenzim.
Ada pula enzim yang bagian apoenzim dan
gugus protetiknya tidak bersatu. Bagian gugus protetik yang lepas disebut
koenzim, yang bersifat aktif seperti halnya gugus protetik. Contoh koenzim
adalah vitamin atau bagian vitamin (B1,
B2, B6, niasin dan biotin).
1.
Cara kerja enzim
Enim bekerja spesifik, artinya
enzim memiliki fungsi khusus. Cara kerja enzim ada dua macam, yaitu:
a.
Kunci gembok (key and lock)
Bagian kecil (substrat)
yang dapat berikatan dengan sisi aktif. Substrat dimisalkan dengan kunci,
karena dapat berikatan dengnan sisi aktif.
b. Induksi
pas (induced fit)
Enzim dapat berubah
betuk sesuai dengan bentuk substrat.
2.
Faktor yang mempengaruhi kerja enzim
a.
Temperatur
Temperatur yang
terlallu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperatur yang sangat
rendah bisa memperlambat reaksi. Temperatur enzim adalah 30-40 Co .
b.
Perubahan pH
Perubahan pH dapat
mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga
menghalangi sisi aktif untuk bergabung dengan substratnya.
c.
Konsentrasi enzim dan substrat
Agar reaksi enzim
berjalan optimum, maka perbandingan jumla antara enzim dengagn substrat harus
sesuai. Semakin banyak enzim maka reaksi semakin cepat.
d.
Inhibitor enzim
Jika inhibitor
ditambahkan kedalam campuran enzim dan substrat, kecepatan raksi akan turun.
Cara kerja inhibitor adalah berikatan
dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibotor yang masih mampu atau yang
sudah tidak mampu berikatan dengan substrat.
Dua jenis inhibitor:
1)
Inhibitor kompetitif
Zat-zat penghambat
memiliki struktur yang sama dengan struktur substrat. Substrat maupun zat
penghambat bersaing untuk bergabung dengan sisi aktif enzim.
2)
Inhibitor nonkompetitif
Substrat sudah tidak
lagi dapat untuk bergabung dengan sisi aktif enzim, karena enzim sudah
berikatan dengan zat penghambat.
3.
Nomenklatur dan klasifikasi enzim.
Enzim
diberi nama tamabahan –ase pada nama substrat yang diubah oleh enzim tersebut.
Contoh: enzim yang mengubah lemak (lipid) menjadi lipase
Ada
pula nama enzim yang tidak diberri tambahan –ase. Contoh: pepsin, tripsin.
Berdasarkan
peristiwa yang terjadi didalam suatu reaksi, maka enzim digolongkan menjadi
dua, yaitu:
a.
Golongan hidrolase
Enzim dengan tambahan
air atau adanya air yang merubah suatu substrat menjadi hasil akhir. Contoh
karboksilase.
b.
Golongan desmolase
Yaitu enzim yang dapat
memecahakan ikatan C – C atau C – N.
Contoh: katalase.
Katabolisme
karbohindrat
Katabolisme
disebut juga, karena dalam proses ini energi yang tersimpan ditimbulkan kembali
atau dibongkar untuk menyelenggarakan proses-prose kehidupan. Proses
katabolisme yang akan dibahas adalah proses katabolisme karbohidrat didalam sel
hidup yaitu, respirasi sel (pembakaran
glukosa oleh sel).
Di
dalam proses respirasi sel, yang menjadi bahan bakar adalah gula heksosa.
Pembakaran tersebut memerlukan oksigen bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat
ditulis sebagai berikut:
1.
Tahapan respirasi sel
Pengubahan
glukosa menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi empat
tahap, yaitu glikolisis, reaksi antara dekarboksilasi oksidatif / oksidasi
piruvat, siklus krebs, dan transpor elektron.
a.
Glikolisis
Glikolisis adalah
rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan
menghasilkan NADH dan ATP. Sifat-sifat glikolisis:
1)
Dapat berlangsung secara aerob maupun
anaerob,
2)
Dalam glikolisis terdapat kegiatan
enzimatis, ATP (adenosin trifosfat), dan ADP (adenosin difosfat),
3)
ADP dan ATP berperan dalam pemindahan
fosfat dari molekul satu ke molekul lain.
Glikolisis
berlangsung didalam protoplasma, berikut prosesnya:
1)
Fosforilasi
glukosa oleh ATP
Penambahan satu fosfat
oleh ATP terhadap glukosa meghasilkan glukosa 6-fosfat, dan ATP berubah menjadi
ADP, berlangsung dengan bantuan enzim heksokinase dan ion Mg++.
2-3)
Penyusunan kembali, diikuti dengan fosforilasi kedua. Hasil dari fosforilasi
berupa fruktosa 1,6-bifosfat.
4-5)
Glikolisis bermula dari perubahan fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki enam buah
atom C menjadi gliseraldehida 3-fosfat (memiliki tiga buah atom C) dan
dihidroksiaseton fosfat. Pembongkaran ini dibantu oleh enzim aldolase.
6) Oksidasi yang diikuti dengna forfosilasi,
menghasilkan dua molekul NADH dan dua molekul BPG, yang masing-masing memiliki
satu ikatan fosfat berenergi tinggi. 1,3-bifosfogliseraldehida diubah menjadi
asam 1,3-biofosfogliserat dengan bantuan enzim dehidrogenase dan perubahan H2.
7)
Pelepasan fosfat berenergi tinggi oleh molekul ADP menghasilkan dua molekul ATP
dan dua molekul 3-fosfogliserat. Dengan bantuan enzim fosfogliserokinase dan
ion Mg++, asam 1,3- biofosfogliserat (BPG) berubah menjadi
3-fosfoenolgliserat (3PG) karena kehilangan satu fosfat.
8-9)
Pelepasan air menghasilkan dua molekul fosfoenol piruvat yang memiliki ikatan
fosfat berenergi tinggi. Asam fosfoenolgliserat (3PG) diubah menjadi asam
2-fosfoenolgliserat (2PG) oleh enzim fosfogliseromutase. Kemudian, enzim
enolase dan ion Mg++ mengubah
asam 2-fosfoenolgliserat (2PG) menjadi fosfoenolgliserat (PEP).
10) Pelepasan fosfat berenergi tinggi oleh dua
molekul ADP menghasilkan dua molekul ATP dan duan molekul piruvat. Proses ini
dibantu oleh enzim piruvatinase, ion Mg++, dan K+.
Skema
proses glikolisis:
b.
Reaksi antara oksidasi piruvat
Glikolisis
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat akan dioksidasi dan menghilangkan satu
dari tiga karbon dari asam piruvat (karbon hilang dalam bentuk CO2).
Reaksi ini menghasilkan fragmen berkarbon dua yang disebut krlopok asetil dan
mengubah NAD+ menjadi NADH. Reaksinya kompleks, melibatkan tiga
tahap reaksi antara. Di akhir reaksi, kelomok asetil (fragmen berkarbon dua)
bergabung dengan kofaktor koenzim A (Ko A) sehingga membentuk senyawa asetil-Ko
A. Reaksinya sebagai berikut:
|
2NAD+
2 NADH + 2H+
|
2C3 H4 O3
+ 2KoA
2 piruvat + 2 KoA
|
2C3 H3 O – KoA + 2 CO2
2 asetil – KoA + CO2
|
Reaksi
ini menghasilkan molekul NADH yang akan digunakan untuk menghasilkan ATP. Hal
yang lebih penting dalam pengurangan NAD+ menjadi NADH adalah
menghasilkan asetil-KoA.
Mengubahan
asam piruvat menjadi asetil-KoA merupakan persimpangan jalan untuk menuju
berbagai biosintesis yang lain. Asetil-KoA yang terbentuk kemudian memasuki
siklus krebs.
c.
Siklus krebs
Siklus
krebs berlangsung di matriks mitokandria. Fragmen berkarbon dua
asetil-KoAmemasuki siklus, dan dua molekul CO2 serta delapan elektron dilepaskan kedalam siklus tersebut.
Reaksi
1
: kondensasi
Gugus berkarbon dua,
asetil-KoA, bergabung dengan molekul berkarbon empat, oksaloasetat, membentuk
molekul berkarbon enam, yaitu sitrat. Reaksi ini tidak dapat balik (irreversible).
Reaksi
2 dan 3 : isomerasi
Supaya reaksi oksidasi
dapat berlangsung, gugus hidroksil (-OH) pada sitrat harus diatur embali. Ini
terjadi pada dua tahap. Tahap pertama, molekul air dibuang dari satu karbon.
Kemudian, air ditambahkan ke karbon yang berbeda . hasilnya gugus –H dan –OH
bertukar posisi. Produknya adalah isomer sitrat yang disebut isositrat.
Reaksi
4
: oksidasi pertama
Isositrat mengalami
reaksi dekarboksilasi oksidatif. Mula-mula, isositrat dioksidasi, menghasilkan
sepasang elektron, dan mengubah NAD+ menjadi NADH. Kemudian terjadi
dekarboksilasi. Atom karbon membelah membentk CO2, menghasilkan
molekul berkarbon lima, yaitu α-ketoglukarat.
Reaksi
5:
oksidasi kedua
α-ketoglutarat
dikarboksilasi oleh kompleks mutienzim yang mirip dengan piruvat dehidrogenase.
Setelah CO2 terbuang, yang tersisa adalah gugus suksinil yang
bergabung dengan koenzim A membentuk sukinil-KoA. Dalam proses tersebut,
terjadi reduksi NAD+ menjadi
NADH dan dihasilkan dua elektron.
Reaksi
6
: fosforilasi
Ikatan antara gugus
berkarbon empat suksinil dan KoA adalah ikatan berenergi tinggi. Memlalui
reaksi yang mirip dengan yang terjadi pada glikolisis, ikatan ini memisah.
Energi yang dilepaskan memicu fosforilasi guanosin difosfat (GDP) menjadi
guanosin trifosfat (GTP). GTP siap diubah menjadi ATP. Fragmen berkarbon empat
yang terbentuk disebut suksinat.
Reaksi
7
: oksidasi ketiga
Suksinat dioksidasi
menjasu fumarat. Yag berperan sebagai penerima elektron adalah flamin adenin
dinukleotida (FAD). FAD merupakan bagian dari membran dalam mitokondria. FAD
melepaskan elektron dan menjadi FADH2.
Reaksi
8 dan 9 : pembentukan kembali oksaloasetat
Pada dua raksi
terakhir, molekul air ditambah pada fumarat untuk membentuk malat. Malat
kemudian teroksidasi menghasilkan oksaloasetat berkarbon empat dan dua elektron
sehingga NAD+ berubah menjadi NADH. Oksaleasetat dapat bergabung
dengan gugus berkarbon dua, asetil-KoA, dan siklus kembali berulang (raven et al. 2005)
Hasil siklus krebs
Siklus krebs
menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa, sama dengan yang dihasilkan
oleh glikolisis. Siklus krebs juga banyak menghasilkan elektron yang dapat
diberikan ke rantai transfor elektron
untuk menyintesis banyak ATP.
d. Transfor
elektron
Transfor
elektron terjadi didaam membran dalam mitokondria. Hidrogen dalam siklus krebs
yang tergabung dalam FADH2 dan NADH, diubah menjadi elektron dan
proton. Sebagai pembawa elektron adalah sejenis protein dan gugus yang dapat
berikatan dengan protein. Golongan ini mencakup NAD, FAD (yang terikat dengan
NADH dehidrogenase), ubikuinon, dan protein sitokrom.
Pada
sistem ini oksigen adalah akseptor elektron yang terakhir. Seteah menerima
elektron, O2 akan berreaksi dengan H+ membentuk H2O.
ATP
yang dihasilkan dari respirasi seluler adalah sebanyak 38 ATP.
Glikolisis oksidasi : 2
NADH = 6 ATP 2 ATP
Asam piruvat : 2 NADH = 6 ATP -
Siklus krebs : 6 NADH = 18 ATP 2 ATP
Jumlah = 34 ATP 4 ATP
Hasil
akhir respirasi seluler yang mengoksidasi 1 mol glukosa adalah 36 ATP. 1 mol
glukosa melepaskan energi sebesar 686 Kkal. Setiap mol ATP membebaskan 7,3
kkal, efesien respirasi adalah
x
100 % = 40,43 %. Sisa energi hilang sebagai panas. Sebagian panas ini digunakan
untuk mempertahankan suhu tubuh kita hingga relatif tetap, yaitu 37oC,
sedangkan sisa panas lainnya dibuang melalui keringat dan mekanisme pendinginan
lainnya.
2.
Respirasi aerob dan respirasi anaerob
Respirasi
aerob adalah suatu proses pernapasan yang membutuhkan oksigen dari udara.
Respirasi anaerob disebut juga proses fermentasi atau respirasi intramolekul.
a.
Asam piruvat dalam respirasi aerob
Pembongkaran
secara sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvat dalam respirasi aerob. Dari
proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta 38 ATP. Seorang ahli biokimia inggris telah
melakukan penyelidikan proses ini dan menunjukkannya dalam satu ikhtisar yang
dikenal dengan siklus krebs.
b.
Asam piruvat dalam respirasi anaerob
Asam piruvat daam
respirasi anaerob (intramolekul) dapat mengalami perubahan menjadi etanol
ataupun asam laktat.
c.
Fermentasi alkohol dan fermentasi cuka
Faktor
pembeda
|
Fermentasi
|
|
alkohol
|
cuka
|
|
Keperluan
O2
|
Tanpa
O2 bebas
|
Memerlukan
O2 bebas
|
Mikroorganisme
|
Saccharomyces
|
Bakteri
asam cuka
|
Bahan
dasar
|
C6H12O6
(gula)
|
C2H5OH
(alkohol)
|
Hasil
|
Alkohol
dan CO2
|
Asam
cuka dan H2O
|
Reaksi
kimia
|
Fermentasi
alkohol:
|
Fermentasi
cuka:
Tepatnya:
|
Anabolisme karbohidrat
1.
Tahap-tahap fotosintesis
Fotosintesis
adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbon
dioksida) dengan pertolongan energi cahaya. Fotosintesis dilakukan oleh
tumbuhan dan makhluk hidup yang mempunyai klorofil yang dibantu oleh cahaya
matahari. Komponen-komponen yang diperlukan dalam fotosintesis adalah: CO2,
H2O, cahaya dan klorofil. Karbon dioksida diambil dari udara, H2O
diambil dari tanah. Adapun persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam
dituliskan sebagai berikut:
a.
Reaksi terang (tergantung pada cahaya)
Reaksi terang terjadi
pada tilakoid dan merupakan langkah-langkah fotosintesis yang mengubah energi
matahari menjadi energi kimiawi. Reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan
memberi tenaga bagi penambahan gugus fosfat pada ADP, suatu proses yang disebut
fotofosforilasi. Dengan demikian, energi cahaya mula-mula diubah menjadi energi
kimiawi dalam bentuk dua senyawa yaitu NADPH, sumber dari elektron berenergi
(“tenaga pereduksi”), dan ATP, energi peredaran sel yang berguna.
Reaksi terang tidak
menghasilkan gula.
b.
Reaksi gelap (tidak bergantung pada
cahaya)
reaksi gelap terjadi
pada kloroplas. Reaksi gelap merupakan penyusunan CO2 oleh H2
yang dibawa oleh NADP tersebut. Dalam peristiwa ini, penyusutan CO2
tidak membutuhkan cahaya.
2.
Kemosintesis
Kemosintesis
adalah proses organisme tertentu digunakan untuk menghasilkan energi, mirip
dengan fotosintesis, tetapi tanpa pemanfaatan sinar matahari. Energinya berasal
dari oksidasi (pembakaran) dari bahan kimia yang merembes naik dari kerak bumi.
Organisme yang menggunakan kemosintesis terdapat pada semua bakteri yang
memproduksi karbohidrat dan molekul organik lainnya dari oksidasi sulfat atau
amonia. Hidrogen yang mereka gunakan berasal dari hidrogen sulfit, sedangkan
nitrogen berasal dari amonia atau nitrat.
3.
Jalur C3, C4 dan
jalu CAM
a.
Jalur C3 (jalur daun
Calvin-Benson)
Pada tumbuhan C3,
hasil reaksi pengikatan CO2 atau fotosintesisnya berupa senyawa
organik dengan tiga atom C atau C3
b.
Jalur CAM (Crassulacean Acid Metabolism)
Tumbuhan tipe ini hdup
didaerah kering atau epitif, daunnya berdaging atau sukulen. Hasil awal dari
fotosintesisnya senyawa CO2
sama seperti dengan tumbuhan C4.
c.
Jalur C4 (jalur Hatch-Slack)
Pada tumbuhan C4
misalnya, jagung. Hasil fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom C.
4. Jalur
C2 (jalur glikolat)
Jalur C2 adalah
peristiwa pembebasan CO2 pada tumbuhan hijau, yang terjadi di saat
intensitas cahaya matahari relatif tinggi.
Keterkaitan proses katabolisme
dan anabolisme
1.
Faktor yang berpengaruh pada katabolisme
dan anabolisme
faktor
|
Pengaruh
pada laju
|
|
katabolisme
|
anabolisme
|
|
a.
Luar
Cahaya
|
Mempercepat
(pada batas optimal)
|
Mempercepat
(pada batas optimal)
|
Suhu
|
Mempercepat
(pada rentang 0oC – 45oC)
|
Diatas
batas optimum menurunkan, karena merusak enzim. Rentang suhu optimum 0 – 45oC,
menurun ± 35oC
|
CO2
|
Menurunkan
laju respirasi
|
Meningkatkan
pada kadar optimal
|
O2
|
Mempercepat
|
Menghambat
|
H2O
|
Menurunkan
|
Berpengaruh
tidak langsung
|
Unsur/senyawa
kimia
|
Dalam
jumlah sedikit meningkatkan dan dalam jumlah yang banyak menurunkan, karena
menhambat reaksi enzim
|
Kekurangan
unsur N menghambat sintesis klorofil, sehingga menurunkan laju anabolisme
|
Luka
|
Meningkatkan,
hingga terjadinya kalus dibagian luka
|
|
Mekanis
|
Perangsangan
mekanis meningkatkan laju katabolisme, asal tidak berulang-ulang
|
|
b.
dalam
|
a. substrat
respirasi mempercepat laju katabolisme
b.laju
katabolisme dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas protoplasma
|
Laju
anabolisme dipengaruhi oleh:
a. klorofil
b. membuka
tutup stomata
c. anatomi
daun
d. morfologi
daun (kasar halusnya, tebal tipisnya)
e. hambatan
pada transportasi hasil fotosintesis, menghambat laju anabolisme
|
2.
Energi dalam proses katabolisme dan
anabolisme
Menurut hukum I
termodinamika, jumklah energi yang dibutuhkan untuk membentuk 1 grol gula sama
dengan energi yang dihasilkan dari
proses pembakaran 1 grol gula pula, yaitu ± 675 kalori.
Dalam katabolisme gula
dihasilkan 38 ATP (380 kalori). Jadi, sebanyak ± 55% energi dimanfaatkan untuk
proses metabolisme, sedangkan sisanya berubah menjadi energi panas.
Dalam proses anabolisme
(fotosintesis), energi yang jatuh pada daun kira-kira hanya 2% saja yang
dimanfaatkan. Meskipun hasil dari percobaan setiap 1 m2luas daun
dapat menyerap ± 200 kalori perjam, namun sebagian dari energi yang diterima
tumbuhan digunakan untuk penguapan, atau dipancarkan kembali, atau
keperluan-keperluan yang lainnya
Keterkaitan
metabolisme, karbohidrat, lemak dan protein
1.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan
bahan makanan bagi kita, ada pula karbohidrat yang dapat kita makan atau tidak
berfungsi sebagai makanan. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa
yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang
disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai
sumber energi.
Golongan karbohidrat:
a.
Monosakarida
b.
Glukosa
c.
Fruktosa
d.
Galaktosa
e.
Pentosa
f.
Oligosakarida
g.
Sukrosa
h.
Laktosa
i.
Maltosa
j.
Rafinosa
k.
Stakiosa
l.
Polisakarida
m. Amilum
n.
Dekstrin
o.
Selulosa
p.
mukopolisakarida
2.
Lemak
a.
Asam lemak
Asam lemak dibangun
dari penambahan berulang dari senyawa karbon dua atau C2 yaitu
malonil-KoAyang berasal dari asetil-KoA. Sintesis asam lemak bukan berarti
kebalikan dari jalur pengraian asam lemak, artinya pembentukan asam lemak
sebagian besar berlangsung melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian
asam lemak yang dihasilkanmelalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak
dalam mitokondria.
b.
Gliserol
Gliserol dibentuk dari
senyawa antara proses glikolisis, yaitu dehidroksida aseton fosfat yang diubah
menjadi senyawa gliserol fosfat
c.
Pembentukan lemak
Pembentukan lemak
terjadi ketika sintesis lemak, yaitu pembentukan gliserol, sintesis asam lemak
3.
Protein
a.
Asam amino
Asam amino sensial,
yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino yang termasuk
golongan adalah arginin, hisditin, isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenilalin, treonin, triptopan, dan valin.
Asam amino nonesensial,
yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh melalui senyawa antara proses
respirasi. Asam amino yang termasuk ke dalam golongan ini adalah alanin,
asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glisin, prolin, serin dan
tirosin
b.
Peranan protein
Protein merupakan
polimer dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida (ikatan yang
menghubungkan antara gugus amino dari satu asam amino dengan gugus karboksil
dari asam amino).
4.
Keterkaitan metabolisme karbohidrat
dengan metabolisme lemak
Secara
garis besar, metabolisme karobohidrat adalam seperti berikut ini:
a.
Glukosa piruvat asetil-KoA siklus krebs energi + CO2 + H2O
b.
Gliserol memasuki jalur metabolisme dan
piruvat (gliserol piruvat memasuki jalur metabolisme karbohidrat).
c.
Asam lemak mengalami beta oksdasimenjadi
unit-unit yang terdiri atas dua karbon. Tiap unit dua karbon mengikat satu
molekul KoA menjadi molekul asetil-KoA yang dapat masuk ke jalur metabolisme
karbohidrat.
Gliserol
dapat berubah menjadi glukosa atau piruvat, tergantung kebutuhan sel akan
energi. Demikian pula asetil-KoA yng berasal dari beta oksidasi akan dirakit
kembali menjadi komponen lemak. Karbohidrat pun jika berlebih akan diubah
menjadi lemak yang disimpan dijaringan lemak tubuh dibawah kulit.
5.
Keterkaitan metabolisme karbohidrat
dengan metabolisme protein
Protein
tubuh berada dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian dirombak dan dirakit
kembali. Suatu molekul asam amino terdiri dari gugus karboksil (-COOH) dan
gugus amino (-NH2). Asam amino paling sederhana adalah glisin (CH2
(NH2) COOH). Jika kita memperhatikan contoh ini, maka jumlah
atom-atom C dan H lebih banyak dibandingkan dengan degan atom O dan N. Atoh C,
H, O merupakan penyusun 85% dari bobot suatu asam amino. Ini berarti dalam
sintesis asam amino harus ada karbohidrat.
Protein
merupakan sumber energi sesudah karbohidrat dan lemak. Artinya, tubuh akna
membongkar protein apabila didalam tubuh
sudah tidak ada lagi karbohidrat dan lemak. Misalnya waktu bekerja berat
atu waktu kelaparan yang sangat.
Tubuh
makhluk hidup menjalankan semua proses secara efisien sehingga senyawa antara
yang tidak berlanjut ke tahapan berikutnya akan disintesis menjadi senyawa
lain. Asam amino mengalami katabolisme melalui tiga cara, yaitu:
a.
Asam amino glukogenik diubah menjadi
piruvat. Asam piruvat kemudian akan memasuki jalur karbohidrat.
b.
Asam amino ketogenik diubah menjadi asetil-KoA
yang dapat memasuki jalur metabolisme karbohidrat.
c.
Asam amino ang bukan glikogenik dan
bukan ketogenik, misalnya asam glutamat, dideaminasi dan langsung memasuki
siklus krebs.
Melalui
ketiga cara tersebut, akhirnya asam amino (protein) juga dapat menghasilkan
energi dalam bentuk ATP, karbondioksida, dan air, seperti halnya karbohidrat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Makalah
ini dapat disimpulkan bahwa di dalam tubuh makhluk hidup terdapat banyak sel
dan sel tersebut bekerja untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Sel selalu
melakukan metabolisme dalam tubuh makhluk hidup dengan dua cara yaitu cara
katabolisme dan anabolisme. Sel juga memiliki fungsi dan struktur tersendiri.
3.2
Saran
Sekian penulisan
tentang makalah fungsi dan struktur organel sel tumbuhan dan hewan serta
metabolisme sel. Diharapkan makalah kelompok
selanjutnya lebih baik dari ini dan lebih terperinci lagi.
DAFAR
PUSTAKA
Campbell, Reece, Mitchell. 2000 biology. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi, Anna. 2009 dasar-dasar biokimia. Jakarta: UI-Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar