Kamis, 12 Maret 2015

Makalah fiqih tentang zakat



                                                BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika di ucapkan, zaka al-zar, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-nafaqah, artinya nafkah, tumbuh dan bertambah jika diberkati.kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci).
Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu zakat jiwa (nafsh) / zakat fitrah dan zakat maal.
1.      Zakat jiwa (nafsh)/zakat fitrah
Pengertian fitrah ialah, sifat asal, bakat, perasaan keagamaan dan perangai, sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi yang mengembalikan manusia muslim keada fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya. Sehingga manusia itu menyimpang dari fitrahnya. Yang dijadikan zakat fitrah adalah bahan makanan pokok bagi orang yang mengeluaran zakat fitrah atau makanan pokok di daerah tempat berzakat fitrah seperti; beras, jagung, tepung sagu, tepung gaplek dan sebagainya. Banyaknya zakat fitrah untuk perorangan satu sha’ (2,5 kg/3,5 liter) dari bahan makanan untuk membersihkan puasa dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan orang miskin di hari raya idul fitri, sesuai dengan hadis Nabi Saw, “ dari ibnu umar ra; Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitri 1(satu) sha’ dari kurma/gandum atau budak, orang merdeka laki-laki dan perempuan, anak kecil dan orang tua dari seluruh kaum muslimin. Dan beliau perintahkan supaya dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat ‘id (HR.Bukhari).
Jika maslahat orang-orang kafir mengharuskan dikeluarkan zakat untuk mereka dalam bentuk uang maka tidak ada dosa di dalamnya ssuai dengan madzhab hanafi dan madzhab syafi’i.
Syarat- syarat wajib zakat fitrah
1.      Islam. Orang yang tiidak beragama islam tidak waji membayar zakat fitrah.
2.      Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan. Anak yang lahir sesudah terbenam matahari tidak wajib di zakati. Orang yang kawin sesudah terbenam matahari tidak wajib membayarkan fitrah isterinya yang baru dikawininya.
3.      Dia mempunyai lebihan harta dari keperluan maknan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib dinafkainnya, baik manusia ataupun binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Orang yang tidak mempunyai kelebihan tidak wajib membayar fitrah.
Membayar fitrah sebelum waktu wajib
Sebagaimana telah diketahui, waktu wajib zakat fitrah ialah sewaktu terbenam matahari pada malam hari raya. Sungguhpun begitu, tidak ada halangan bila dibayar sebelumnya, asal dalam bulan puasa. Dibawah ini akan di terangkan beberapa waktu dan hukum membayar fitrah pada waktu itu.
·         Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari awal bulan ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan.
·         Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari dari penghabisan bulan ramadhan.
·         Waktu yang lebih baik (sunat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi shalat hari raya,
·         Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah shalat hari raya, tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya.
·         Waktu haram lebih telat lagi,yaitu di bayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.
Menta-khirkan zakat
Apabila terlambat membayar zakat sesudah sampai tahunnya dan harta sudah di tangannya, begitupun yang berhak menerima zakat sudah ada, maka jika barang itu hilang, ia wajib menggnti zakatnya karna kelalaiannya.
Orang-orang yang wajib menerima zakat:
1.      Fakir:  orang yang amat sengsara hidupnya tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2.      Miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
3.      Amil: orang yang diberi tugas untuk mengurus zakat sedangkan dia tadak mendapat upah selai dari zakat itu.
4.      Mualaf,  ada 4 macam :
a)      Orang yang baru masuk islam sedangkan imannya belum teguh.
b)      Orang islam yang berpengaruh dalam kaumnya dan kita berpengharapan kalau dia di beri zakat, maka orang lain dari kaumnya akan masuk islam.
c)      Orang islam yang berpengaruh terhadap kafir. Kalau dia dibri zakat, kita akan terpeliharadari kejahatan kafir yang di bawah pengaruhnya.
d)      Orang yang menolak kejahatan orang yang anti zakat.
5.      Hamba: hamba yang di janjikan oleh tuannya bahwa dia boleh menebus dirinya. Hamba itu di beri zakat sekedar untuk menebus dirinya.
6.      Berutang,ada tiga macam:
a.       Orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang sedang berselisih.
b.      Orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri pada keperluan yang mubah;atau yang tidak mubah,tetapi dia sudah tobat.
c.       Orang yang berutang karena menjamin utng orang lain,sedangkan dia dan orang yang di jaminnya itu tidak dapat membayar utang.yang 2(b dan c)di beri zakat kalau dia tidak mampu membayar utangnya.tetapi yang pertama(a)beri,sekalipun dia kaya.
7.      Sabilillah:bala tentara yang membantu dengan kehendaknya sendiri,sedangkan dia tidak mendapat gaji yang tertentu dan tidak pula mendapat bagian dari harta yang disediakan untuk keperluan dalam kesatuan bala tentara
8.      Musafir: Orang yang mengadakan perjalanan dari negeri zakat atau melalui negri zakat.Dalam perjalanan itu dia di beri zakat unntuk sekedar ongkos sampai pada yang di maksudnya,atau sampai pada hartanya dengan syrat bahwa ia memang membuthkan bantuan.perjalanan itupun bukan perjalanan maksiat,tetapi dengan tujuan yang sah,misalnya karena berniaga dan sebagainya.
Orang yang tidk berhak menerima zakat
1.      Orang kaya dengan harta atu kaya dengan usaha dan penghasilan
2.      Hamba sahaya,karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka
3.      Keturunan Rosulullah saw
4.      Orang dalam tanggungan yang berzakat,artinya oran yang berzakat tidak boleh memberikan zakatnya kepada orang yang dalam tanggungan dengan nama fakir atau miskin,sedangkan mereka mendapat nafkah yang mencukupi
5.      Orang yang tidak beragama islam,karena pesan Rosulullah saw  kepada Mu’az sewaktu dia di utus ke negeri yaman.beliau berkata kepada Mu’az,”Beritahukanlah kepada mereka(umat islam),’Di wajibkan atas mereka zakat.Zakat itu di ambil dari orang kaya,dan di berikan kepada orang fakir di antara mereka(umat islam)’.”

Menurut Yusuf Qardhawi ada dua hikmah zakat fitrah, ialah sebagai berikut:
a.       Membersihkan kotoran selama menjalankan puasa, karena selama menjalankan puasa seringkali orang terjerumus pada perkataan dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya serta melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.
b.      Menumbuhkan rasa kecintaan kepada orang-orang miskin dan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan member zakat fitrah kepada orang-orang miskin dan orang- yang membutuhkan akan membawa mereka kepada kebutuhan dan kegembiraan, bersuka cita pada hari raya.
Adapun niat mengeluarkan zakat fitrah bagi diri sendiri, “sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada saya diri sendiri, fardhu karena Allah ta’ala. Sementara itu, bagi diri sendiri dan sekalian yang ditanggungnya, “ sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada diri saya dan pada sekalian yang saya dilazimkan ( diwajibkan) member nafkah pada mereka, fardhu karena Allah ta’alla.
      Cara penyerahan zakat fitrah dapat ditempuh dua cara adalah sebagai berikut:
a.       Zakat fitrah diserahkan langsung diserahkan yang bersangkutan kepada fakir miskin. Apabila hal ini dilakukan maka sebaiknya pada malam hari raya dan lebih baik lagi jika mereka diberikan pada pagi hari sebelum shalat Idul fitri dimulai agar dengan adanya zakat fitrah itu melapangkan kehidupan mereka, pada hari raya, sehingga mereka tidak perlu lagi berkeliling menadahkan tangan kepada orang lain.
b.      Zakat fitrah diserahkan pada amil (panitia) zakat. Apabila hal itu dilakukan maka sebaiknya diserahkan satu hari atau dua hari ataupun beberapa hari sebelum hari  raya idul fitri agar panitia dapat mengatur distribusinya dengan baik dan tertib kepada mereka yang berhak menerimanya pada malam hari raya atau pada pagi harinya.
Ibnu Abbas meriwayatkan, “ Rasulullah SAW telah memfardhukan zakat fitrah untuk menyucikan orang-orang yang berpuasa dari kelalaiannya. Sesungguhnya ia salah satu shadaqoh, karena itu barang siapa yang melewatkan pembayaran sampai terlaksananya shalat hari raya hukumnya makruh (tidak berdosa), tetapi jika dilewatkan sampai terbenamnya matahari, hukumnya berdosa dan dianggap sebagai hutang kepada Allah SWT yang perlu segera dilakukan pembayarannya ( qadha) ”.
Adapun tempat mengeluarkan zakat fitrah yang lebih diutamakan zakat fitrah ditempat Muzakki tinggal dan berkuasa, sedangkan jika dia puasa ramadhan diluar negri karena perjalanan atau lainnya maka ia mengelurakan zakat fitrah dinegri ditempat ia berpuasa.
Pembayaran zakat fitrah dapat dipindahkan ketempat atau daerah lain jika penduduk ditempat atau didaerah tersebut amat memerlukannya dibandingkan dengan penduduk ditempat atau daerah pemberi zakat. Kemaslahatan perpindahan tersebut lebih memberi keuntungan dibandingkan jika diberikan kepada penduduk atau daerah pemberi zakat tersebut telah melebihi.   ( Sari, 2007: 21-24)
2.      Zakat Maal (Harta)
Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti ‘harta’.
Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Milik Penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan mengeluarkan zakat.
2. Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.
3. Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.
4. Lebih Dari Kebutuhan Pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
5. Bebas dari Hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
6.Berlalu Satu Tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.
Adapun Macam-macam zakat Maal dibedakan atas obyek zakatnya antara lain:
1. Hewan ternak. Meliputi semua jenis & ukuran ternak (misal: sapi,kerbau,kambing,domba,ayam)
2.      Hasil pertanian. Hasil pertanian yang dimaksud adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll Nishabnya sebanyak 5 wasaq= 300 sha’= 652,8 kg atau 653 kg. Kadar zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 1/10-nya jika hasil tanaman tersebut tumbuh dan berkembang tanpa disiram atau tanpa biaya perawatannya, tanpa membayar orang lain untuk merawatnya. Apabila pemeliharaannya memerlukan biaya maka kadar zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 1/20-nya. ( Hadzami, 2010:6)
3.      Emas dan Perak. Meliputi harta yang terbuat dari emas dan perak dalam bentuk apapun. Nisab zakat emas 20 mitsqal, berat timbangannya 93,6 gram; zakatnya 1/40 (2,5 % = ½ mitsqal = 2,125 gram). Nisab perak 200 dirham (624 gram) zakatnya 1/40 (2,5 %) = 5 dirham (15,6 gram).
Sabda Rasulullah yang artinya “Apabila engkau mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup satu tahun maka zakatnya 5 dirham, dan tidak wajib atasmu zakat emas hingga engkau mempunyai 20 dinar. Apabila engkau mempunyai 20 dinar dan telah cukup satu tahun, maka wajib zakat adanya setengah dinar.” (Rasjid, 2011:202).
4.      Harta Perniagaan. Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan disini termasuk yang diusahakan secara perorangan maupun kelompok/korporasi.
5.      Hasil Tambang(Ma’din). Meliputi hasil dari proses penambangan benda-benda yang terdapat dalam perut bumi/laut dan memiliki nilai ekonomis seperti minyak, logam, batu bara, mutiara dan lain-lain.
6.      Barang Temuan (Rikaz) adalah harta yang diperoleh seseorang yang berasal dari galian dalam tanah. Harta tersebut ditanam oleh orang-orang dimasa lampau dalm kurun waktu yang sudah cukup lama, dan sudah tidak diketahui lagi pemilik yang sebenarnya, karena tidak didapat keterangan yang cukup untuk itu. Harta terpendam, biasanya berupa emas atau perak, dan wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 1/5 atau 20% dari jumlah harta terpendam tersebut. Ketentuan ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW: “ zakat rikaz ( harta terpendam) adalah sebanyak seperlima”. ( HR. Bukhari dan Muslim). (Yusuf, 2004: 42).
7.      Zakat Profesi. Yakni zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta. Jika penghasilannya selama setahun lebih dari senilai 85 gram emas dan zakatnya dikeluarkan setahun sekali sebesar 2,5% setelah dikurangi kebutuhan pokok. (Aminah, 2010: 119)



























BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Zakat adalah kadar harta yang tertentu, yang di berikan kepada orang yang berhak menerimanya,dengan beberapa syarat tertentu.zakat di bagi menjadi 2 macam yaitu zakat fitrah dan zakat mal(harta) yanag masing masing mempunyai takaran sendiri sendiri.





































Tidak ada komentar:

Posting Komentar